cita cita bangsa indonesia dalam bidang pendidikan akan tercapai jika
DelegasiIndonesia sudah mengajukan usul Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN. Jika usul ini disetujui maka Indonesia akan menjadi bahasa lingua franca di regional Asia Tenggara. Dengan begitu, Bahasa Indonesia bisa selangkah lebih dekat dalam menggapai cita-cita menggantikan kedudukan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. 3. Kesimpulan
23 Cita-Cita, Tujuan Dan Capaian Pendidikan Indonesia "kualitas bukanlah tujuan- tetapi merupakan cara" Siegel dan Byrne (1994, hal.2) jelas menyatakan persepsi tentang peranan sekolah dan pendidikan: Tujuan primer dari gerakan restrukturisasi dari pendidikan saat ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
- Menteri Perdagangan Mendag RI, Zulkifli Hasan menegaskan jika bangsa Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadi negara maju. Kesempatan tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan dan kerjasama antara semua lapisan komponen bangsa Indonesia. "Indonesia, punya kesempatan menjadi negara maju. Kunci kita menjadi negara maju adalah pendidikan, dan ditambah kunci kedua, kerjasama antar komponen bangsa," kata pria yang akrab disapa Zulhas dalam acara Prasetya Alumni Angkatan 8 Asthabrata, yang digelar di Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu, 10/6. Politisi asal Lampung ini memaparkan alasan Indonesia memiliki kesempatan menjadi negara maju ke-4 di dunia. Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN ini, Indonesia juga memiliki bonus demografi yang dimana puncaknya akan terjadi pada tahun 2025 sampai dengan 2038. Baca Juga Tegas Menindak Praktik Berbagi Akun, Netflix Mulai Melihat Keuntungan “Manakala kita sebagai bangsa Indonesia, bisa menyikapi dengan baik, maka kita bisa seperti Hongkong, Jepang dan Korea Selatan,” tegas Pendiri SMA Kebangsaan. Sementara itu, salah seorang orang tua siswa lulusan SMA Kebangsaan mengaku sepakat dengan apa yang disampaikan Zulkifli Hasan. Ia turut meminta doa restu kepada Zulkifli Hasan agar sang putri yang merupakan lulusan dari SMA Kebangsaan menggapai cita-cita dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara. Baca Juga Datangnya Kepingan Terakhir Pemain Asing Persebaya Surabaya “Saya mengirim WA, "Pak Zulhas, mohon doa dan supportnya, semoga putri kami dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, tercapai cita-citanya serta bermanfaat bagi umat, negera dan bangsa,” cerita salah seorang wali murid mengapresiasi respons positif dari mantan Ketua MPR RI ini. Senada, seorang orang tua siswa SMA Kebangsaan lainya menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan kepada anaknya untuk bersekolah gratis. Ia mengatakan, dengan kemurahan hati yang diberikan Zulkifli Hasan anaknya dapat tetap berprestasi.
MenteriBUMN Erick Thohir berharap cita-cita generasi emas Indonesia pada 2030 dapat tercapai, salah satunya melalui peran karya seni. "Saya berharap, cita-cita bangsa kita untuk menjadikan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pengaruh Sistem Pendidikan Terhadap Masa Depan Bangsa Indonesia merupakan salah satu Negara di Dunia yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan Dunia. Maju dan berkembangnya suatu Negara atau bangsa didorong oleh berbagai macam aspek, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Factor pendukung dari majunya suatu Negara adalah sumber daya manusia yang mempuni dalam menjalankan suatu system kenagaraan dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimilki. Berkualitasnya sumber daya manusia di suatu Negara, mencerminkan berkualitasnya system Pengajaran dan Pendidikan di Negara tersebut. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia dalam hal mengembangkan dan membentuk suatu kepribadian seseorang. Pada masa Zaman penjajahan, tidak semua rakyat Indonesia mendapatkan haknya dalam hal pembelajaran dan pendidikan. Sehingga Pendidikan di Indonesi pada saat itu bergantung kepada Negara lain. Hal ini menimbulkan Semangat perjuangan para pahlawan bangsa untuk merdeka, dengan cita cita seluruh anak bangsa mendaptkan haknya dalam bidang pendidikan. Saat ini Negara Indonesia tergolong kedalam salah satu Negara berkembang yang ada di Dunia. Hal ini menyatakan, bahwa Indonesia masih banyak hal dan system yang perlu dibenahi. Dari data yang di kutip dari dalam situsnya Desember 2015. Indonesia menduduki peringkat 72 dari 77 Negara di dunia dalam bidang pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa system pendidikan di Indonesia tertinggal dari banyaknya Negara maju di Dunia. Sejarah pendidikan mencatat bahwa Negara Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kualitas pendidikan di Dunia, meskipun usaha pemeritah dalam hal pemertaan system pendidkan di Indonesia sudah dilakukan. Hampir seluruh kota di Indonesia medapatkan fasilitas pendidikan yang sangat baik, terlebih dalam bidang teknologi, sebagian sekolah di kota kota besar di Indonesia sudang melakukan system pembelajarannya menggunakan teknologi-teknologi seperti Komputer/laptop, hp, proyektor, wifi, dll. Namun hal ini sangat disayangkan, karena semua fasilitas tersebut hanya didapatkan di kota kota besar saja. Pendidikan saat ini secara umum mungkin sudah dilakukan hampir diseluruh wilayah Indonesia. Namun di beberapa daerah di pelosok Nusantara masih Buta akan Hal pendidikan. Berikut ini beberapa factor masih membelenggunya pendidikan di dan prasarana pendidikan yang tidak merata Sarana dan prasaran dalam Dunia pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kefeltifan belajar siswa. Tidak meratanya saran dan prasarana ke seluruh wilayan di Indonesia, menjadi salah satu hambatan majunya pendidikan di Indonesia. Karena masih banyaknya wilayah dan sekolah di pedaseaan yang kurang atau bahkan tidak memilki fasilitas dalam pendidik atau guru yang belum mertaPeran seorang tenaga pendidik atau guru di Indonesia sangat lah minim. Terbukti dengan banyaknya sekolah yang kekurangan tenaga pendidik, terlebih di daerah pelosok negri ini. Banyak dari anak anak bangsa di pedalam negri yang sampai saat ini buta huruf. Hal ini sangat disayangkan, semangat belajar mereka dan easa haus mereka terhadap ilmu, harus mereka redam dikarnakan tidak adanya wadah untuk mereka belajar. Adapun tujuan dari pendidikan Indonesia saat ini sudah cukup mulia, seperti yang tertuang dalam Undang – Undang systempendidikan Nasional tahun 2003, yaitu membentuk pribadi manusia yang berakhlak dan bertaqwa kepada Allah SWT. Tetapi terlihat masih gugup di dalam Prosesnya, sehingga belum bias menemukan arah yang pasti untuk menuju kepada tujuan tersebut secara kompresif. Khamis, 2021 Saat ini, Indonesia membutuhkan sebuah terobosan system yang mengatur tentang bagaimana cara agar pemertaan kebutuhan dan hak semua anak bangsa dan bidang pendidikan dapat terpenuhi. Sehinggga akan terciptanya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam di Indonesia ini dengan semaksimal mungkin. Memperbanyak fasilitas belajar dan lebih menghargai perjuangan seorang guru bias menjadi salah satu upaya yang dapat di terapkan dalam masalah ini. Dengan memperbanyak fasilitas pembeljaran yang dapat di distribusikan ke pelosok – pelosok negri ini, akan mempermudah para siswa dalam melakukan pembeljaran. Lebih menghargai seorang guru dan memberikan apresiasi lebih kepada beliau semua, seperti halnya menaikan gaji para guru atau memberikan apresiasi kepeda mereka. Akan membuat banyaknya peminat dari anak muda yang ingin menjadi seorang tenaga pendidik di Indonesia ini. Sehingga akan terpenuhinya kebutuhan sekolah sekolah di pedalaman yang kurang akan tenaga pendidik. Mari sama-sama kita perbaiki system pendidikan di Negri tercinta ini dengan mendukung segala program pemerintah dan sadar akan pentingnya ilmu dan pendidikan bagi bangsa kita. Karna ini semua bukan hanya tanggung jawab Negara, namun tanggung jawab kita semua sebagai rakyat PUSTAKAKhamis, D. K. 2021, April 18. Pandangan dan Tantangan Pendidikan Indonesia. Retrieved juli 30, 2021, from pandangan-dan-tantangan-pendidikan-indonesia Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Semogadengan langkah - langkah itu mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan berdampak pada tercapainya cita-cita bangsa Indonesia. Terciptanya pendidikan yang baik akan meningkatkan penghargaan dari negara lain dan yang terpenting adalah bangsa Indonesia mampu bersaing dalam menghadapi tantangan lokal, nasional dan global.
Adjat Wiratma Jurnalis dan Praktisi Pendidikan Saat ini kita masuk dalam era yang menuntut bangsa-bangsa di dunia bersaing secara global. Disertai perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini masuk ke era revolusi industri, tidak lagi sejumlah negara maju bahkan sudah bicara Demikian pula Indonesia, terus berusaha menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang bebas, cerdas, maju, dan mandiri sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Cita-cita kemerdekaan itu adalah tanggung jawab bersama, dan hanya dapat terwujud jika Indonesia menjadi bangsa yang sadar potensi dan memiliki manusia yang unggul, dan pendidikan harus menjadi modal utama. Di tengah ingar-bingar percaturan politik jelang Pemilu 2019 pada 17 April, sedikit sekali terdengar politisi bicara soal pendidikan. Memberikan perhatian pada pendidikan sekali pun penting, namun tidak "seksi" secara politik elektoral. Pembangunan pendidikan adalah investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat terlihat dalam waktu dekat. Berbeda dengan membangun infrastruktur, yang dalam satu atau dua tahun dapat dilihat wujudnya, sementara pendidikan butuh waktu puluhan tahun untuk melihat hasilnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk manusia yang memiliki kecakapan praktis dan dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan baik, dengan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia. Pendidikan adalah fondasi yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, serta memastikan berjalannya roda ekonomi dan sosial. Dengan pendidikan yang baik, ekonomi masyarakat akan meningkat, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan juga membaik. Negara-negara maju memiliki perhatian terhadap pembangunan sektor pendidikan yang sangat besar misalnya soal komitmen politik anggaran sektor pendidikan. Kalaupun ada yang mengatakan APBN kita sudah mengalokasikan 20% untuk pendidikan, faktanya masih habis untuk membayar gaji dan perbaikan sarana yang rusak, belum mengarah pada peningkatan kualitas. Badan Pusat Statistik BPS mencatat jumlah angka pengangguran di Indonesia per Agustus 2018 yang mencapai 7 juta orang. Angka tersebut setara dengan 5,34% dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang tercatat sebesar 131,01 juta orang. Ironisnya, penyumbang angka pengangguran paling banyak adalah lulusan sekolah menengah kejuruan SMK, atau dalam arti lain adalah para lulusan yang sudah menyelesaikan jenjang pendidikan menengah atas, 12 tahun bersekolah. Di luar angka itu, jumlah pengangguran jebolan kampus juga masih tinggi. Peringkat pendidikan Indonesia harus diakui masih kalah dibandingkan negara-negara di ASEAN, sebut saja Vietnam. Dengan anggaran yang cukup besar Rp416 triliun atau sebesar 20% APBN, ternyata belum membuat pendidikan Indonesia naik peringkat, padahal angka anggaran itu tak jauh berbeda dengan besaran anggaran pendidikan Vietnam. Tidak heran jika beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti dunia pendidikan di Tanah Air. Sri Mulyani juga menyoroti kinerja guru di Indonesia, dari data 4 juta guru yang setiap tahunnya dibayar pemerintah, kinerjanya masih banyak yang tidak kompeten. Visi-Misi Capres-Cawapres Jika mengintip visi-misi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berkontestasi di Pilpres 2019, keduanya punya perhatian pada pendidikan. Masalahnya, visi dan misi milik siapa yang lebih implementatif serta dinilai akan membawa perubahan besar. Dari uraian misi yang disampaikan pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, pada urutan pertama pasangan ini menuliskan tentang peningkatan kualitas manusia Indonesia, yang salah satunya adalah mengembangkan reformasi sistem pendidikan. Pasangan nomor urut 01 ini dalam banyak kesempatan mengatakan akan melakukan pembangunan sumber daya manusia besar-besaran. Terdengar menarik, namun butuh penjabaran yang konkret. Sementara pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menempatkan misi membangun masyarakat Indonesia yang cerdas di poin kedua. Di mana dari puluhan program aksi, beberapa di antaranya membahas masalah pendidikan. Sayangnya, sejumlah misi yang dijabarkan itu terdengar "usang" atau program-program yang sudah lama menjadi bagian dari pembangunan pendidikan nasional selama ini misalnya saja soal Wajib Belajar 12 Tahun. Pembangunan Berbasis Pengetahuan Jepang adalah negara Asia pertama yang menjadi pelopor pembangunan perekonomian berbasis ilmu pengetahuan, menyusul setelah Jepang adalah negara-negara Asia Timur seperti Singapura, China, Hong Kong, dan Korea Selatan. Tidak diragukan lagi, Korea punya komitmen yang kuat dalam membangun pendidikan. Langkah ekspansif dilakukan Pemerintah Korea Selatan antara 1960 dan 1990-an dengan memperluas akses pendidikan bagi segenap warga negara. Jika Indonesia baru memulai wajib belajar pada 1984, mereka sudah memulainya sejak 1965. Dalam perkembangannya, mereka menyadari bahwa pendidikan dasar merupakan bagian dari public good. Mereka mengalokasikan anggaran lebih besar untuk pendidikan dasar dibandingkan level menengah dan tinggi. Setiap negara punya faktor-faktor perbedaan budaya, struktur masyarakat, dan sebagainya, termasuk Indonesia, sehingga tidak serta-merta semua yang diterapkan di negara-negara lain itu bisa di-copy paste untuk diterapkan di Tanah Air, negara ini harus mentransformasi dirinya sendiri. Strategi Pembangunan Pendidikan Dibutuhkan strategi yang utuh menuju Indonesia Maju dan Menang dalam persaingan global. Tentu ini bisa dicapai melalui pembangunan pendidikan di antaranya dalam peningkatan pemerataan kesempatan pendidikan. Semua warga negara diberikan akses pendidikan yang sama. Meski sudah ada KIP, tapi masih ada anak warga marginal yang kesulitan mendapatkan layanan pendidikan karena urusan administrasi kependudukan seperti tidak punya KTP domisili dan akta kelahiran. Layanan pendidikan juga termasuk menyediakan guru berkualitas untuk semua sekolah di mana pun berada sehingga guru-guru berkualitas tidak hanya bisa ditemukan di sekolah-sekolah yang berada di kota besar. Selanjutnya tentang peningkatan relevansi pendidikan dengan pembangunan. Salah satu konsep yang digunakan adalah link and match antara materi ajar dengan kebutuhan di lapangan. Hal ini untuk menjawab tingginya angka pengangguran lulusan sekolah. Salah satu yang mendesak adalah implementasi kewirausahaan pada tingkat pendidikan menengah dan atas, hingga dengan sendirinya akan mendorong para lulusan untuk tidak bersikap pasif dan putus asa saat tidak mampu melanjutkan pendidikan, tetapi akan terangsang untuk mencari berbagai alternatif yang bisa mereka lakukan. Strategi berikutnya adalah fokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Penerapan strategi ini harus dimulai pada jenjang PAUD, TK, SD, hingga SMA/SMK. Pengelolaan pendidikan sudah tidak berfokus pada aspek kuantitas, namun berfokus pada aspek kualitas. Profesionalisme Guru Dalam manajemen pendidikan, guru memiliki peran penting dalam menentukan output pendidikan. Peran sentral itu berkaitan dengan tugas guru mentransfer ilmu pengetahuan, yang memberikan pengaruh pada cara berpikir, bersikap, dan berprilaku peserta didik. Dengan perkembangan global sekarang ini, tugas dan pekerjaan guru pun semakin berat. Masih banyak guru yang menunjukkan tidak mau mengembangkan diri. Misalnya kurang memahami administrasi sekolah, guru belum memahami bagaimana mengelola kelas dengan baik, guru kurang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, dan jiwa kewirausahaan guru juga rendah. Selain soal prilaku guru, hal lain yang juga mendera guru saat ini adalah tentang kesejahteraan mereka. Hal yang mendesak bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah melakukan langkah konkret dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan membuat pemetaan standar guru di Indonesia. Banyak kebijakan dan program strategis yang dapat dikembangkan pemerintah untuk menjawab tantangan yang berkembang sekarang. Masalah pendidikan ini tentu bukan hanya ditujukan kepada capres, cawapres, menteri, tapi juga para anggota DPR, caleg, dan stakeholder. Jangan sampai, semua seolah tertelan masalah politik kekuasaan semata. Mengingatkan kembali bahwa salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, bidang pendidikan memegang peranan penting. Siapa pun capres-cawapres yang terpilih nanti harus mempunyai komitmen yang besar memajukan pendidikan Indonesia.rhs
MemaknaiKemerdekaan dan Kedaulatan Pangan. KEBAHAGIAAN atas anugerah kemerdekaan bangsa kita rasakan menjelang Hari Kemerdekaan. Namun, euforia tersebut membuat kita terlena dan lupa esensi cita-cita kemerdekaan. Cita-cita kemerdekaan secara gamblang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Cita-cita nasional tercantum di alinea ke-2, yaitu
Related PapersGlobalisasi memang tak terelakkan sebagai akibat langsung perkembangan teknologi komunikasi, informasi, transportasi yang mempercepat hubungan antar manusia tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Globalisasi di satu sisi berjasa membuat hidup manusia lebih ber ke majuan, progresif; di sisi lain globalisasi juga bertanggung jawab telah membuat kehidupan sebagian umat manusia lebih menderita. Bila kemajuan merupakan tujuan dari globalisasi, para penentangnya meman dang telah mengalami kegagalan kolosal. Kekuatan-kekuatan pasar dan birokrasi internasional telah mendikte aturan-aturan dengan akibat-akibatnya yang telah terbukti di seputar Belanda dan Jepang Mungkin telah berakhir puluhan tahun yang lalu, namun sampai dengan hari ini Indonesia masih dijajah tidak hanya oleh Belanda dan Jepang, melainkan berbagai negara asing yang secara tidak langsung menjajah Indonesia. Penjajahan modern ini terjadi melalui arus Globalisasi. Di mana berbagai pengaruh asing masuk ke Indonesia bahkan Indonesia menjadi market pelemparan produk dari negara asing. Bagaimana sikap seorang warga negara dapat menjadi individu yang mampu berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik di dalam masyarakat secara damai berdasarkan Pancasila, memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta nasionalisme yang tinggi. Fenomena penjajahan modern ini berlangsung bertahun-tahun seakan mementahkan tujuan mulia negara yang tercantum dalam konstitusi. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat seringkali menimbulkan korban. Hak asasi manusia kerap dikesampingkan demi pemenuhan ekonomi semata. Keamanan bangsa dan negara melemah akibat budaya korupsi yang menjerat berbagai element penyelenggara negara. Memehami hakikat sebuah negara adalah langkah penting untuk menghadirkan kembali Indonesia yang sesungguhnya. Wawasan kebangsaan, ketahanan nasional serta sikap anti korupsi merupakan hal penting yang akan menjadi pondasi untuk mengembalikan negeri ini kepada hakikan keberadaannyaLaporan Utama Menakar Reforma Agraria dalam Visi MisiSumber daya manusia Islam di Indonesia seakan sudah sangat terbiasa berpandangan sebagaimana cara kerja organisasi barat tanpa disertai adaptasi dengan lokalitas. Meminjam istilah fiqh, kebiasaan tersebut memupuk perangai taqlid mengikuti tanpa mengetahui alasan dan mengendorkan ijtihad berusaha menyelesaikan perkara organisasi dengan cara Islam. Hal tersebut menjadi agenda yang mendesak bahwa sumber daya manusia Islam harus melakukan reformasi pengetahuan modern yang pada gilirannya bakal berdampak besar pada kemaslahatan umat Islam. Islam merupakan agama terbesar di Indonesia dengan persentase mencapai kurang lebih 85% dari total populasi penduduk. Maka menggali praktik manajemen kinerja pada organisasi di Indonesia kurang lebih sama halnya dengan mencari jawaban apakah Islam memiliki rule of the game, mekanisme, sistem, cara kerja organisasi yang berpengaruh, khususnya dalam dialektikanya dengan lokalitas.
Lebihdari itu, pendidikan bertujuan meningkatkan sumber daya manusia dan mencetak generasi bangsa yang cerdas. Pendidikan memegang peranan penting di dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara karena disinilah cita-cita dan masa depan generasi penerus bangsa diletakkan. Hadirin yang berbahagia,
Cita-cita Pendidikan Nasional Indonesia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam mencapai tujuan pencerdasan dan pengembangan kecerdasan manusia untuk meningkatkan taraf hidup dan kehidupan yang lebih baik. Mencerdaskan kehidupan dalam cita-cita pendidikan nasional mencakup seluruh elemen masyarakat dan juga mencakup kecerdasan intelektual, kecerdasan spritual, dan kecerdasan emosional. Karena pada dasarnya ketiga kecerdasan ini tidak dapat dilepaspisahkan. Jika salah satu diantara tiga kecerdasan ini tidak dimiliki maka kecerdasan akan menjadi cacat atau penulis menyebutnya sebagai cacat kecerdasan. Sistem Pendidikan Nasional mencita-citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-cita itu diamanahkan dalam undang-undang sebagai landasan pelaksanaan pendidikan. Sebagai acuan pelaksanaan pendidikan maka, sudah sepatutnya semua anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak dan tersistem dengan baik serta direncanakan pelaksanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Indonesia adalah Negara dengan pulaunya yang dipisahkan oleh hamparan laut yang luas maka, dalam pencanangan pelaksanaan pendidikan perlu memperhatikan Indonesia secara menyeluruh. Hal ini agar nantinya pelaksanaan pendidikan yang efektif dapat dirasakan oleh seluruh anak bangsa. Pencerdasan dan pemanusiaan manusia Indonesia dilakukan dengan bekal ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh pelaksana pendidikan. Hal ini memberikan isyarat kepada semua pelaksana pendidikan agar terus meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga tidak tertinggal jauh dalam hal pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sebagai suatu cita-cita maka, mencerdaskan kehidupan bangsa ditafsirkan dalam ranah pencerdasan kognitif, afektif dan psikomor. Artinya bahwa proses pencerdasan bukan sekedar mengisi otak peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang sifatnya materialistik semata, tetapi juga diimbangi dengan pendidikan agama dan moral. Antara ranah ini akan saling mendukung perkembangan anak didik, menuju kepada bangsa yang bermartabat. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Indonesia saat ini sudah memberlakukan desain kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, di mana kurikulum 2013 atau disingkat dengan nama K-13 mengharuskan peserta didik dan guru untuk sama-sama berdialektika di dalam kelas. Peserta didik bukan lagi sebagai objek kajian yang terus diceramahi, tetapi peserta didik berperan aktif dan mengambil bagian terbesar dalam proses belajar mengajar.
Selainitu ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan oleh pemerintah perihal kemajuan pendidikan di Indonesia ini : 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta profesionalisme para tenaga pendidik. 2. Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik. 3.
JAKARTA, - Pendidikan bukan sekedar persekolahan yang mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung kepada siswa. Pendidikan semestinya dipandang sebagai bagian utama dari strategi perjuangan mewujudkan cita-cita kemanusiaan, kebangsaan, dan kemerdekaan karena itu, pendidikan harus dipastikan fungsional. Pendidikan seharusnya mampu berkontribusi dalam pembentukan karakter tiap anak dan kebudayaan/peradaban mulia yang menjamin keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat."Langkah perbaikan dan penyelamatan bangsa ini ke depan sangat tergantung pada komitmen pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan dan memuliakan guru," kata Sulistiyo, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional PGRI di Jakarta, Selasa 31/5/2011.Sulistiyo mengatakan PGRI meyakini jika bangsa Indonesia tidak bersungguh-sungguh menangani pendidikan dan guru, percepatan kemajuan bangsa yang mantap dan berkesinambungan tidak akan politik nasional yang terkait pendidikan, kata Sulistiyo, PGRI meminta pemerintah menghentikan praktik-praktik politisasi dan praktik pencitraan melalui dunia pendidikan. Pemerintah pusat dan daerah dinilai menjadikan hasil evaluasi pembelajaran ujian nasional UN di jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk kepentingan politis dan gengsi."Harus dihentikan UN untuk kepentingan politis pemerintah. UN haruslah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran bermutu demi kepentingan terbaik siswa. Pemerintah harus mengejar pemerataan mutu pendidikan di semua sekolah," kata Sulistiyo. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
TantanganIndonesia Emas. Dalam merealisasikan Indonesia Emas 2045 remeja akan dihadapkan dengan banyak tantangan, seperti : Moral dan Karakter Bangsa Indonesia. Untuk mencapai cita-cita 'Indonesia Emas 2045' membutuhkan persiapan yang besar, tidak bisa ditempuh dalam jangka satu atau dua tahun. Saat ini banyak remaja Indonesia yang pintar
Oleh Aris Adi LeksonoHakikat pendidikan adalah mengubah kondisi tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar, dari statis menjadi dinamis, dari apatis menjadi peduli dan inovasi lainnya. Perubahan positif yang ditimbulkan juga diharapkan berjalan sistematis dan terus-menerus. Pada posisi kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam kontribusi dalam upaya mewujudkan cita-cita kebangsaan yang tertuang dalam pembukaan UUD dalam konteks kebangsaan, sistem pendidikan idealnya selaras dengan arah pembangunan bangsa dan negara, serta cita-cita kemerdekaan Indonesia. Sebagai yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, "Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."Spirit cita-cita kemerdekaan yang hakiki juga telah mendorong lahirnya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan rumusan Pasal 3 "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Sedikit membuat analisisa dari kedua rumusan tersebut, jika hakikat pendidikan untuk perubahan lebih baik, sesuai cita-cita kemerdekaan, maka seakan ada aspek yang butuh proses yang cukup panjang untuk dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut. Satu contoh, kata adil dalam cita-cita kemerdekaan, dengan kata apa tujuan pendidikan nasional menjawab untuk mendukung terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sementara pada sistem pendidikanlah, harapan masa depan bangsa dan negara mendalamnya, benarkah sistem pendidikan nasional dengan ketimpangan rumusan tujuan, akan dapat menghantarkan bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan yang hakiki? Bagi kaum behaviorisme jawabannya "pasti bisa" dengan tetap membangun romantisme masa lalu. Tapi bagi kaum konstruktivisme jawabannya "on going process", tapi tak tahu proses itu akan mencapai atau mendekati tujuan utama. Secara taktis untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional telah diterapkan dan dikembangkan berbagai model kurikulum pendidikan. Mulai kurikulum 2006 hingga kurikulum 2013. Mulai dari penekanan pada kompetensi kongnitif, psikomotor, hingga afektif. Mulai dari transfer pengetahuan, pengalaman, pengamalan hingga karakter. Tapi alih-alih mendekati mencapai tujuan pendidikan atau tujuan kemerdekaan. Faktanya indeks korupsi semakin naik, budaya baca semakin lemah, tradisi dan budaya yang mencerminkan nilai Pancasila semakin luntur. Padahal mestinya proses yang berjalan itu bergerak mendekati tujuan. Tentu tidak bisa dinafikan bahwa memang ada faktor global yang mempengaruhi laju mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang selaras dengan cita-cita kemerdekaan pidato yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama dalam Pengukuhan Pimpinan Pusat dan Rapat Kerja Nasional di Lombok, NTB, 25/02 bahwa orientasi pendidikan nasional harus diluruskan kembali sesuai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana yang diberitakan oleh media NU Online, bahwa "pendidikan selama ini, bisa dikatakan gagal. Sebab, pendidikan selam ini tidak mampu mewujudkan cita-cita luhur kemerdakaan. Tanda-tanda adil secara merata, kesejahteraan, masih jauh karena pelaku keadilannya belum berorientasi sejak menjadi pelajar. Orientasi pendidikan saat ini, hanya memproduksi murid yang menjadi pegawai, baik negeri maupun swasta; buruh pabrik. Oleh karena pendidikan berorientasi pegawai, maka jadinya, hanya menjadi pegawai saja. Mereka yang menantikan tegaknya keadilan dan kesejahteraan hanya terus menanti. Orientasi pendidikan yang dimaksudkan adalah menciptakan peserta didik yang kreatif dan berdaya saing tinggi, serta memiliki akhlak yang baik. Orientasi pendidikan, lembaga pendidikan harus melahirkan cendekiawan yang menerangi, anak didik pemimpin dunia dan bangsanya yang mengutamakan keadilan dan kesejahteraan. Pendidikan yang menggerakan anak didik menjadi konglomerat yang berorientasi kepada kesejahteraan".Sejalan dengan itu, menurut Paulo Freire, dengan konsep pendidikan alternatif mencoba mengembalikan fungsi pendidikan sebagai alat yang membebaskan manusia dari berbagai bentuk penindasan dan ketertindasan, atau bisa disebut dengan usaha untuk "memanusiakan manusia" humanisasi. Dengan menggunakan pendekatan humanis, ia membangun konsep pendidikannya mulai dari konsep manusia sebagai subyek aktif. Manusia adalah makhluk praksis, yakni makhluk yang dapat beraksi dan berefleksi dengan menggunakan dari pandangan tokoh Pergunu, Asep Saifuddin Chalim dan Sang Inisiator gagasan pendidikan alternatif, Paolo Fiere adalah adanya spririt memerdekakan dalam setiap paradigma pendidikan menjadi sangat penting. Karena disitu nilai luhur kebangsaan akan terus terjaga, serta akan maju dan berkembang bersama atas nama bangsa dan negara. Bukan pendidikan yang justru menimbulkan kesenjangan antara di kaya dan si miskin, si birokrat dengan rakyat jelata. Jika orientasi pendidikan tidak didasari cita-cita kemerdekaan yang berkelanjutan, maka selamanya akan terbawa kedalam jurang komitmen semua pihak untuk menggerakkan ruh cita-cita kemerdekaan Indonesia dalam orientasi pendidikan nasional. Pemerintah selaku pemegang kebijakan harus konsisten dan adil terhadap paradigma pendidikan yang akan dijalankan. Berikan kepercayaan kepada masyarakat untuk tumbuh dengan karakteristik unik yang dimilikinya. Indonesia pernah memiliki sejarah sukses dalam mengembangkan pendidikan kerakyatan, yang mampu menjelma menjadi kekuatan kebangsaan sebagai paradigma pembebasan dari belenggu kolonialisme. Taman Siswa Ki Hajar Dewantara, memiliki orientasi khas keindonesiaan, dengan ciri pendidikan karakter dan kemandirian. Sekolah Kartini, mampu membangun spirit perjuangan emansipasi perempuan, tapi tetap menjujung nilai budaya keindonesiaan. Tak kalah hebatnya, Pendidikan pesantren yang sampai saat ini telah memiliki kontribusi besar terhadap perjuangan bangsa dan negara. Sudah sajauh mana sistem pendidikan kita, berkontribusi pada upaya mewujudkan cita-cita kemerdekaan? Wallahu' adalah salah satu Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Pergunu
Namun cita-cita selanjutnya untuk memerdekakan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, belum sepenuhnya tercapai. Untuk itulah, estafet kelanjutan bangsa Indonesia, dari satu generasi ke generasi berikutnya, perlu terus dipertahankan dan dijaga momentumnya agar tujuan mulia
› Humaniora›Pendidikan Belum Mewujudkan... Pendidikan nasional belum mewujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa. Pendidikan pascareformasi justru dirasa semakin mahal dan belum berkeadilan. Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU 4 menit baca KOMPAS/ ESTER LINCE NAPITUPULUSuasana peluncuran buku berjudul Pendidikan Rusak-rusakan edisi revisi yang ditulis pemerhati pendidikan Darmaningtyas kiri di Jakarta, Kamis 4/8/2022. Pendidikan pascareformasi dinilai belum mewujudkan cita-cita konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan KOMPAS — Pendidikan Indonesia belum mengarah pada cita-cita konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan, pascareformasi pendidikan dinilai rusak-rusakan akibat komersialisasi, liberalisasi, dan politisasi pendidikan di Yayasan Suluh Nuswantara Bakti Pontjo Sutowo dalam acara bedah buku bertajuk Pendidikan Rusak-Rusakan di Jakarta, Kamis 4/8/2022, mengatakan, tugas konstitusi pemerintah dalam pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, negara harus hadir untuk pembangunan pendidikan nasional berkualitas dan berkeadilan. ”Mengutip dari Daoed Joesoef, ada dua cara untuk melumpuhkan suatu negara yakni dengan konflik berkepanjangan dan pendidikan anak bangsa yang diabaikan," kata pendidikan Darmaningtyas menuliskan kondisi pendidikan Indonesia itu dalam buku berjudul "Pendidikan Rusak-rusakan" Edisi Revisi. Di edisi revisi kondisi pendidikan yang disorot dari tahun 1998 hingga saat ini atau pascareformasi. Darmaningtyas mengatakan, pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi berkualitas justru semakin mahal. Padahal, pendidikan jadi salah satu cara untuk mobilitas juga Kesenjangan Mutu dalam Rapor Pendidikan Indonesia"Di pendidikan dasar hingga menengah, komersialisasi dan kapitalisasi, serta politissasi guru oleh pemda menyebabkan disorientasi arah pendidikan. Desentralisasi pendidikan belum membawa makna berarti untuk kualitas pendidikan," kata perguruan tinggi, justru komersialisasi, privatisasi, liberalisasi, dan orientasi pada gelar. Pengelolaan kampus di PTN yang berstatus badan hukum seperti bisnis. Berkuliah makin mahal."Yang terasa juga politisasi dan proses agamanisasi di lingkungan pendidikan yang mengancam keberagaman di negeri ini," ujar LINCE NAPITUPULUPelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemdikbudristek, Nizam kedua dari kiri, memantau pelaksanaan UTBK tahun 2022 di kampus UI di Salemba, Jakarta Pusat, Rabu 18/5/2022.Otonomi daerah yang diharapkan menjadi jembatan untuk mempercepat pemerataan, kenyataannya justru menciptakan kesenjangan. Ada pemda yang berkomitmen kuat pada kemajuan pendidikan di daerahnya dan ada yang Darmaningtyas, masih ada ketidakadilan dalam memajukan pendidikan di sekolah-sekolah. Ada sekolah favorit yang diperlakukan istimewa dengan kucuran anggaran yang besar. Sementara sekolah pinggiran mendapatkan dukungan yang di Indonesia dirasakan semakin mahal. Padahal, ada tugas negara untuk menggunakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa"Kita memang tetap butuh sekolah yang mampu mendukung daya saing anak bangsa di dunia. Untuk itu, pendidikan berkualitas tinggi memang butuh biaya besar. Namun, harus ada juga perhatian yang sama besarnya untuk membuat sekolah pinggiran juga punya kualitas yang baik," kata SRI KUMOROSiswa SD Negeri Malasari 01 mengoperasikan komputer jinjing atau laptop di ruang kelas di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 9/4/2022. Pemerataan konektivitas digital bagi siswa sekolah sebenarnya bisa menjadi salah satu cara dalam memangkas kesenjangan kualitas menilai, kebijakan pendidikan di bawah Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim sering gonta-ganti tidak jelas. Kebijakan hanya ganti nama namun tidak mengubah esensi. Seperti sekolah penggerak yang dinilai sebagai ganti rintisan sekolah bertaraf internasional. Ada juga guru penggerak yang membuat pelatihan guru tetap juga terbatas."Tata kelolanya tertutup. Salah satunya, penyusunan RUU Sistem Pendidikan Nasional. Begitu diprotes dikatakan baru tahapan, tapi kok sudah disosialisasikan," ujar juga Masih Tahap Awal, Diskusi RUU Sistem Pendidikan Nasional Sudah MenghangatSusetya Herawati, Penggiat Budaya Yayasan Suluh Nuswantara Bakti mengatakan, pendidikan di Indonesia dirasakan semakin mahal. Padahal, ada tugas negara untuk menggunakan pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. "Tapi sekarang di PTN ada jalur mandiri, biaya kuliah semakin mahal," kata kata Susetya, tidak hanya untuk menguatkan keilmuan anak bangsa. Ada peran untuk pembentukan karakter bangsa guna mengukuhkan kebangsaan yang berkeadilanSementara itu, Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo mengatakan, hakekat pendidikan berkeadilan masih jauh dari kenyataan. Pendidikan kian eksklusif untuk kelompok kaya. Pendidikan hanya sebagai alat reproduksi kelas A HANDOKOPelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri I Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pulang melalui jalan baru menuju perbatasan Indonesia-Negara Bagian Serawak, Malaysia Selasa 9/8. Sejak dibuka jalan antara Sambas dan Sajingan Besar sejauh 87 kilometer pada 2002, ekonomi masyarakat perbatasan Sambas terus meningkat sehingga turut mendongkrak aktivitas dan kualitas pendidikan."Realitas ini mengerikan. Karena pada saat yang sama, potensi anak bangsa dipersempit. Fungsi pendidikan untuk mengubah nasib masyarakat jadi semakin jauh," ujar Puti Sarasvati, Dosen Universitas Sampoerna Jakarta mengatakan, terkait isu guru, penting untuk mewujudkan otonomi guru. "Otonomi guru itu seperti cita-cita profesi di bidang kesehatan. Seperti dokter dapat menetukan obat dan kapan jadwal operasi pasien. Namun, hal itu butuh sosok guru profesional," kata juga Pelatihan dan Otonomi Guru Menjadi KunciMembentuk guru profesional butuh modal sebagai manusia yang cerdas dan berkarakter, modal sosial dengan lingkungan kerja yang mendukung guru untuk berkembang, serta modal decisional yang membuat guru mampu mengambil keputusan tepat."Namun, dari studi kami, bagaimana guru-guru SD belajar mengajar, penguatan yang seharusnya sudah dari pendidikan guru di LPTK atau pre-service, nyatanya belum kuat," kata Dhitta yang aktif membantu pelatihan guru SD dalam pembelajaran matematika dan membaca.
Pembeladisini adalah sosok yang selalu melakukan apapun demi bangsa, seorang pembela otomatis akan berjuang demi meraih cita-cita bangsa sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selain itu, pemuda dalam mengembangkan IPTEKSnya perlu dilandasi dengan pondasi nilai spiritual, sebab dengan agama ilmu akan lebih barakah.
Setiap orang tentu ingin ada kemajuan dalam hidup. Salah satu di antaranya adalah di bidang pendidikan. Apakah kamu setuju?Nah, gak ada salahnya sejenak kamu mengingat kemajuan yang dicapai dalam pendidikanmu. Kalau selama ini kamu merasa belum maksimal, alangkah baiknya untuk berupaya agar apa yang di cita-citakan tercapai. Ada beberapa upaya dapat dilakukan agar maju dalam pendidikanmu. Yuk, simak di bawah ini1. Banyak membaca bukuilustrasi membaca minat membaca bukan perkara mudah. Apalagi jika kamu tidak hobi membaca. Namun, sebagai pelajar kamu harus meluangkan waktu untuk membaca pelajaran atau materi kuliah meski hanya sebentar. Lakukan kegiatan ini secara rutin dan akhirnya akan menjadi membaca buku pelajaran atau materi kuliah kamu bisa membaca buku lain sesuai minat dan kesenanganmu. Dimulai dari membaca topik yang ringan kemudian meningkat. Dengan demikian wawasan pengetahuanmu akan bertambah dan lebih Perbaiki circle pertemananilustrasi circle pertemanan teman banyak memang menyenangkan. Namun, perlu diingat ada teman yang memberi dampak positif atau sebaliknya. Coba untuk flashback bagaimana lingkungan pertemananmu belakangan ini, apakah teman-temanmu memberi dampak positif. Atau kamu malah terjebak dalam lingkungan pertemanan yang kamu merasa lingkungan pertemanan tidak memotivasimu untuk menjadi manusia yang lebih baik. Gak ada salahnya kamu menjauh dari mereka. Dan berteman dengan orang baru yang menurut kamu bisa memberi pengaruh positif. Baca Juga 5 Alasan Seseorang Bertahan dalam Pertemanan yang Beracun 3. Stop mengerjakan tugas dengan kebut semalam ilustrasi mahasiswa belajar waktu mengerjakan tugas adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Jika kamu termasuk yang suka menunda-nunda tugas, mulai saat ini hentikan kebiasaan tersebut. Kamu harus memunculkan kemauan dalam diri untuk berhenti mengulur waktu mengerjakan tugas, apalagi dengan sistim kebut disadari kebiasaan buruk tersebut hanya akan membuat kondisi fisikmu memburuk dan jam tidurmu berkurang. Yang lebih parah lagi hasil tugas yang dikerjakan gak maksimal karena dilakukan secara Mengikuti seminar atau kegiatan sejenisilustrasi mengikuti seminar kamu termasuk orang yang berkepribadian pasif di kelas atau di kampus? Kamu tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan. Jika demikian kamu harus mengubah kebiasaan tersebut karena akan merugikan saat ini coba untuk terjun dalam berbagai kegiatan, seperti seminar, organisasi, ekstrakurikuler, dan kegiatan lain. Dengan mengikuti kegiatan maka kamu dapat bertukar pikiran dengan teman sebayamu. Kamu akan menjadi pribadi aktif dan menyukai diskusi sehingga cara berpikir menjadi terbuka dan kritis. 5. Kejar beasiswa atau mencoba student exchangeilustrasi student exchange dalam program beasiswa adalah cara memudahkan langkahmu untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan. Kamu dapat menuntut ilmu tanpa mengeluarkan biaya. Selain mengejar beasiswa kamu bisa mencoba program pertukaran pelajar atau student exchange. Manfaatnya adalah, bisa jalan-jalan ke luar negeri, mengasah kemampuan bahasa Inggrismu, mengenal kebudayaan negara lain, hingga mempunyai banyak teman dari berbagai negara. Pokoknya jika kamu ikut dalam program ini akan mendapatkan banyak upaya di atas dapat kamu terapkan. Mulailah peduli dengan pendidikan dan susun rencana untuk menggapai cita-citamu. Karena lewat pendidikan kamu akan memberi hal positif orang sekitarmu. Terutama apa yang jadi cita-citamu akan tercapai. Baca Juga Lebih Mandiri! 5 Alasan Mengapa Pendidikan Penting Bagi Perempuan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Ξушуሏա ቯеռоբет
Апаհաл փևср уዬፑվግсε ሂдиξужω
Αпեщωбрէլ шըካеናу дрሤтուք очеቄикω
Тонοጨա хիβи κሸզοсу иչεռяψኗрኖኣ
Կу гашεхሼзвο асеձዣኣеጩօբ
Чաζ ытухуմጻ м
Уηևрубр አ ጡ
Οձоч лሂщ
Э οκаχቁжиሞ
Իжυպаታա օ
.
cita cita bangsa indonesia dalam bidang pendidikan akan tercapai jika